Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terhadap utang masih tinggi. Namun rasio utang terhadap produk domestik regional bruto Indonesia terus menunjukkan perbaikan
Berdasarkan data hingga Juni 2011, total utang luar negeri Indonesia sebesar 223 miliar dolar AS. Utang tersebut terbagi, untuk pemerintah sebesar 128,1 miliar dolar AS sedangkan swasta 94,9 miliar dolar AS.
Sementara rasio utang pada Juni 2011 terhadap PDRB 28,8 persen; turun dibanding tahun 2006 sebesar 35,9 persen. “PDRB Indonesia terus meningkat sementara rasio utang menurun, ini menunjukkan utang luar negeri Indonesia juga mengalami penurunan.
Utang yang dilakukan pihak swasta diantaranya untuk mendukung produksi dengan target ekspor maupun memenuhi kebutuhan dalam negeri. Utang pihak swasta di luar negeri disebabkan karena berbagai aspek. Diantaranya suku bunga yang lebih rendah, jaminan ketersediaan likuiditas dalam bentuk mata uang asing. Karena perbankan nasional banyak yang tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
Sindikasi perbankan nasional untuk memperkuat ketersediaan mata uang asing juga tidak mudah karena masing-masing bank mempunyai dasar yang berbeda dan yang perlu diperhatikan adalah kalau utang itu untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri.
“Karena mereka minjam dalam bentuk valuta asing, dan mendapat bayaran dalam bentuk rupiah,” dan hal itu dapat menimbulkan ketidaksesuaian dalam pembayaran valuta asing sehingga Bank Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan, salah satunya berupa Devisa Hasil Ekspor (DHE).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar