Rabu, 30 November 2011

Jangan Kalah di Masa Krisis

Menurut David C Mc Clelland, guru besar di Harvard University, Motif sosial dalam diri seseorang dapat dibedakan atas motif berprestasi (achievement), bersahabat (affiliation) dan berkuasa (power) yang kadar masing-masing motif tersebut berbeda bagi setiap manusia.

Motivasi merupakan rangsangan dari dalam (inner drive), gerakan hati (impulse) yang menyebabkan orang melakukan suatu tindakan. Motivasi juga bisa dijelaskan sebagai suatu dorongan untuk bertindak dalam memenuhi dan memuaskan suatu kebutuhan (a want) atau suatu tujuan (a goal).

Suatu penelitian yang dilakukan David C Mc Clelland menghasilkan suatu pengembangan atas teori tentang manusia dan motivasi. Dalam teorinya mengemukakan beberapa azas. Pertama, semua orang dewasa yang sehat memiliki suatu bak cadangan energi potensial yang besar.

Kedua, setiap orang dewasa memiliki sejumlah motif dasar atau kebutuhan yang dapat dipandang sebagai katup atau jalan keluar untuk menyalurkan dan mengatur aliran keluar dari energi potensial tersebut dari bak cadangan.

Ketiga, walaupun kebanyakan orang dewasa yang berasal dari kebudayaan tertentu memiliki susunan motif atau jalan keluar energi yang sama, namun mereka akan sangat berbeda dalam kekuatan relatif atau kesiapan berbagai motif tersebut.

Suatu motif yang kuat dapat diibaratkan sebagai sebuah katup atau jalan keluar energi yang terbuka dengan mudahnya dan memiliki suatu bukaan yang lebih besar bagi arus keluarnya energi.

Keempat, diwujudkan tidaknya suatu motif, yakni apa energi tersebut mengalir keluar melalui jalan keluar tersebut menjadi perilaku dan kerja yang bermanfaat. Kelima, karakteristik situasi tertentu akan membangun atau memacu berbagai motif, membuka berbagai katup atau jalan keluar energi. Keenam, karena motif yang berbeda dan situasi yang dapat diubah, maka pola perilaku sebagai akibat hasil pengenergian dapat berlainan satu dengan lainnya.

Dominasi motif seseorang dalam berprilaku dapat diramalkan dengan semakin tinggi motif tersebut semakin mantap perilaku yang akan diamati, yaitu orang yang memiliki motif prestasi yang tinggi akan memikul tanggung jawab pribadi, menggunakan umpan balik atas tindakannya, berperilaku yang menantang tetapi realistik (calculated moderate risk taking), bertindak dengan kreatif dan inovatif.

Orang yang memiliki motif kuasa yang tinggi akan menjadi anggota aktif dalam bidang politik setiap organisasi yang diikutinya, peka akan struktur hubungan saling mempengaruhi antar pribadi dalam setiap kelompok, mengumpulkan benda-benda atau objek serta bergabung dalam organisasi yang meninggikan harkat atau prestise, berusaha menolong orang lain tanpa diminta untuk berbuat demikian.

Motivasi yang dikatakan adalah fungsi motif dan situasi perlu ditingkatkan dan diketahui oleh masing masing orang dan untuk menciptakan atau mengambil peluang dalam situasi tertentu dewasa ini atau hari ini guna mencapai tujuan dalam kehidupan ini yang berbatas waktu baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Situasi ekonomi dunia hari ini, dalam pertemuan menteri keuangan G-20 di mana Indonesia turut serta tanggal 14 maret 2009 lalu, IMF mengubah prediksi pertumbuhan ekonomi global menjadi minus 0,5 persen hingga minus 1,5 persen.

Ini pasti berdampak kepada ekonomi Indonesia yang diperkirakan tumbuh 3,5 persen, begitu juga Singapura terpuruk menjadi minus 5 persen dan bahkan Amerika Serikat akan terpuruk menjadi minus 12 persen.

Apakah gerangan membuat ekonomi dunia mengalami krisis? Para ekonom mulai menganalisa dan sadar, bahwa ekonomi kapitalis terbukti tidak terkendali, bahkan dengan nafsu serakah akan hancur.

Bagaimana Mekanismenya?

Diawali pemahaman berdasarkan more is better than less dan survival of the fittest serta homo homini lupus secara tradisional bahwa perdagangan di mana harus ada barang yang dijual, ada uang di pembeli, ada permintaan yang riil, ada transaksi yang riil, ada gudang untuk menyimpan, bertemu dan bersepakat penjual dan pembeli, hari ini dirasa oleh mereka yang kaya raya tidak memadai lagi. Mereka beranggapan terlalu kecil margin yang diproleh dibanding kekayaan (asset) mereka.

Semua bursa komoditi yang ada di Amerika memperjualbelikan komoditi yang ada di negara lain. Begitu besar volume dan perdagangan yang tidak riil, penuh spekulatif dan rent seeking yang luar biasa tinggi dan kecepatan yang luar biasa, maka uang menjadi komoditi tidak lagi berfungsi sebagai alat pembayaran semata.

Uang menjadi barang dagangan. Hal ini dalam istilah ekonomi dikenal dengan Bubble ekonomi (Seperti busa sabun, air adalah sepertiganya), perdagangan yang riil tidak lebih sepertiganya. Barang dibeli melalui bursa hari ini guna dijual satu menit berikutnya dengan untung tidak wajar.

Krisis Global

Apa yang terjadi di AS menjadi suatu renungan dan hikmah bersama. Harga minyak dunia melonjak sampai 147 dolar AS per barel adalah ulah spekulan dengan keserakahan mengambil margin itu. Aksi spekulan dan bank-bank gelap yang melakukan transaksi keuangan yang penuh tipu daya dan menjadi akar dan sumber krisis global.

Mereka terjebak, bahwa dengan naiknya harga minyak, baik akibat naiknya harga energi yang substitusi maupun komplementer, harga kebutuhan lain masyarakat merangkak naik pula. Padahal penghasilan rakyat Amerika tidak elastis. Mereka mempunyai saleri relatif tetap dengan angka tertentu pada setiap level profesi.

Mudah-mudahan, sebagai bangsa dan negara yang besar, Indonesia tetap disegani. Apalagi perkembangan ekonominya termasuk dalam kelompok G-20, dan tahun 2030 Indonesia diprediksi menjadi 5 negara besar di dunia setelah AS, Cina, Jepang dan India.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar